- LATAR BELAKANG MASYARAKAT MEKAH
Masyarakat Arab, khususnya Mekah pada masa Nabi Muhammad saw. diutus menjadi Rasul adalah masyarakat yang memiliki kebiasaan sebagagi berikut.
- Menyembah berhala. Saat itu, Mekah merupakan kota pusat perdagangan dan peribadatan orang Arab. Mereka menyembah dan memuja patung atau berhala sebagai Tuhan. Ratusan patung atau berhala terdapat di Kabah, diantaranya berhala yang terbesar dan terpopuler , yaitu Latta Uzza, dan Manat. Menurut mereka berhala-berhala itu anak tuhan yang berkuasa mendatangkan syafaat.
- Penduduk Mekah sangat memperhatikan dan memelihara kedudukan tata nilai yang tinggi dan istimewa karena hal semacam itu memberikan kehidupan yang makmur dan mewah. Mereka juga menjualbelikan budak belian dan wanita.
- Masyarakat Mekah gemar minum-minuman keras, berjudi, dan berzina serta berlomba-lomba mencari kedudukan atau harta benda. Mereka tenggelam dalam kehidupan duniawi tanpa mengindahkan kehidupan akhirat.
- Bangsa Arab pada saat itu terpecah menjadi suku-suku (kabilah) yang saling membanggakan diri dengan suku mereka masing-masing. Kabilah-kabilah itu hidup bebas dan memiliki aturan tersendiri. Sering terjadi pertikaian, berselisih paham bahkan peperangan antara mereka yang disebabkan perkara-perkara kecil atau memperebutkan kekuasaan. Oleh karena itu mereka tidak pernah bersatu dan memiliki kekuatan.
- Kebiasaan orang Arab memberikan penghargaan terhadap orang lain yang didasarkan pada keturunan, kebangsawanan, atau kekayaannya. Seseorang yang berakhlak baik dan berilmu belum tentu mendapatkan penghargaan atau kehormatan apabila ia bukan berasal dari keturunan bagsawan.
- Bangsa Arab, khususnya Quraisy memandang diri mereka lebih mulia dan tinggi dari bangsa Arab lainnya. Dalam kabilah Quraisy, terdapat golongan-golongan (keluarga besar) yang saling bersaing untuk merebut pengaruh dan kekuasaan. Oleh karena itu, jika orang Quraisy tunduk kepada Muhammad saw., hal itu sama dengan tunduk dan menyerahkan kepemimpinan kepada keluarga Nabi Muhammad saw., bani Abdul Muthalib. Dengan hal itu pula mereka tidak akan dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan.
- PENYEBARAN ISLAM DI MEKAH
- Muhammad menjadi Nabi dan Rasul
Ketika menginjak usia 40 tahun, tepatnya malam 17 Ramadan atau 6 Agustus 610 M, diwaktu Muhammad saw. sedang berkontemplasi di Gua Hira, malaikat Jibril datang membawa wahyu dan menyruh Muhammad saw. untuk membacanya, yaitu Surah Al-‘Alaq/96: 1-5:
عَلَّمَ الإنْسَانَ.الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ .اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ .خَلَقٍقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَ .اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ .مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS Al-‘Alaq/96: 1-5)
Inilah wahyu pertama kali yang diturunkan Allah SWT. kepada Nabi Muhammad saw. yang juga merupakan penobatan Beliau sebagai Nabi dan Rasul bagi seluruh umat manusia dan tugasnya untuk berdakwah. Kejadian ini diceritakan kepada isterinya, Khadijah dan saat itu juga Khadijah mengimaninya. Dialah orang yang pertama beriman dan masuk Islam. Pengangkatan Muhammad saw. menjadi Rasul dibenarkan oleh pendeta Nasrani yang bernama Waraqah bin Naufal. Dua setengah tahun kemudian, Rasulullah menerima wahyu yang kedua, yaitu QS Al Muddassir/74: 1-7.
فَاصْبِرْ وَلِرَبِّكَ.وَلا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ .وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ .وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ. وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ. قُمْ فَأَنْذِرْ . الْمُدَّثِّرُ يَا أَيُّهَا
Artinya: Hai orang yang berkemul (berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah. (QS Al Muddassir/74: 1-7)
Dengan turunnya wahyu tersebut, maka jelaslah misi dakwah yang harus Rasulullah saw. lakukan dengan menyampaikan risalah-Nya. Misi tersebut antara lain menyembah Allah yang Maha Esa, yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan serta tidak ada sekutu bagi-Nya. Hal inilah permulaan perintah menyiarkan agama Allah kepada seluruh umat manusia.
- Dakwah Rasulullah saw.
Dakwah Rasulullah memilki dua karakter yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terdapat di lingkungan masyarakat Mekah. Syiar yang dilakukan Beliau antara lain secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.
- Menyiarkan Islam secara sembunyi-sembunyi
Sesudah menerima wahyu kedua yang menjelaskan tugas atas dirinya, mulailah Beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi dan menyeru keluarganya yang terdekat. Mereka ada yang tinggal dalam satu rumah dan sahabat-sahabat yang terdekat. Seorang demi seorang diberikan pemahaman agar mereka meninggalkan agama berhala dan hanya menyembah Allah yang Maha Esa. Berikut nama-nama yang mula-mula beriman kepada Rasulullah saw.
- Siti Khadijah (isteri Rasulullah saw.)
- Ali bin Abi Thalib (masih sangat muda) putra paman Rasulullah saw., Abu Thalib.
- Zaid bin Harisah, budak Rasulullah saw, yang kemudian menjadi anak angkat.
- Abu Bakar Siddik (sahabat Rasulullah saw.)
Melalui Abu Bakar, banyak orang-orang yang memeluk Islam, antara lain Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqqas, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah dan lain-lain. Mereka diberi gelar As-Sabiqunal Awwalun, yaitu orang-orang yang terdahulu atau pertama-tama masuk Islam. mereka mendapat pelajaran tentang Islam dari Rasulullah saw. secara langsung di tempat yang tersembunyi dirumah Arqam bin Abil Arqam di kota Mekah.
2. Menyiarkan Islam secara terang-terangan
Nabi Muhammad saw. melakukan dakwatul afrad, yaitu ajakan masuk Islam seacara diam-diam atau sembunyi-sembunyi dari satu rumah ke rumah lain selama tiga tahun. Kemudian turunlah QS Al Hijr/15: 94.
الْمُشْرِكِينَ عَنِ وَأَعْرِضْ تُؤْمَرُ بِمَا فَاصْدَعْ
Artinya: Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (QS Al Hijr/15: 94)
Pesan yang terkandung dalam ayat tersebut adalah memerintahkan kepada Rasulullah saw. agar menyerukan atau menyiarkan Islam secara terang-terangan atau tidak lagi dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi. Sejak saat itulah, Muhammad saw menyeru kaumnya secara umum di tempat-tempat terbuka agar manusia menyembah hanya kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa dan tidak menyekutukan-Nya. Seruan yang bersifat umum ini awalnya ditujukan kepada
- Kerabat-kerabatnya
- Penduduk Mekah diberbagai lapisan masyarakat, baik bangsawan, hartawan, maupun hamba sahaya, tidak terkecuali dari kalangan bangsa Quraisy.
- Kabilah-kabilah Arab dari berbagai daerah yang datang ke Mekah untuk mengerjakan haji.
Pada mulanya mereka menganggap dakwah Nabi Muhammad saw. sebagai:
- Gerakan yang tidak mempunyai dasar dan tujuan
- Gerakan yang tidak akan bertahan lama
- Gerakan yang tidak perlu diacuhkan
- Gerakan yang dipimpin oleh Muhammad dan Beliau sudah dianggap tidak waras lagi.
Akan tetapi, dengan keyakinan dan bimbingan serta petunjuk dari Allah, gerakan dakwah Nabi Muhammad saw. semakin tersebar luas dan pengikutnya semakin bertambah banyak. Seruan Nabi Muhammad saw. juga semakin tegas, lantang, dan berani, bahkan memperjelas bahwa sesembahan (berhala) mereka adalah suatu kekeliruan dan sangat menyesatkan.
3. REAKSI KAUM QURAISY TERHADAP DAKWAH RASULULLAH DI MEKAH
Reaksi keras kaum Quraisy terhadap gerakan Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. begitu cepat berkembang dan hal tersebut sangat mengkhawatirkan para pemimpin dan pembesar Quraisy. Mereka takut bahwa kedudukan mereka yang semula begitu dihormati dan berkuasa akan menjadi tersaingi dalam kekuatan Islam. Menurut pendapat mereka, tunduk kepada Rasulullah berarti sama dengan tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau kekuasaan kepada keluarga Muhammad, yaitu bani Abdul Muthalib. Di antara reaksi kaum Quraisy dakwah Rasulullah saw. antara lain sebagai berikut.
- Kemarahan Kaum Qurasy
- Intimidasi terhadap umat Islam
- Mempengaruhi paman Rasulullah (Abu Thalib)
- Penganiayaan dan hijrah ke Habsyah
- SUBSTANSI DAN STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW. PERIODE MEKAH
- Memperbaiki akhlak masyarakat Mekah yang mengalami dekadensi moral, seperti tumbuh suburnya kebiasaan berjudi, minum khamer, dan berzina.
- Memperbaiki dan meluruskan cara menyembah Tuhan.
- Menegakkan ajaran Islam tentang persamaan hak dan derajat di antara manusia.
- Mengubah kebiasaan bertaklid kepada nenek moyang dan meluruskan segala adat istiadat, kepercayaan dan upacara-upacara keagamaan.
- Nabi Muhammad saw. berdakwah dengan sabar, ikhlas, tegas diantaranya dengan tidak memaksakkan kehendak dan lemah lembut.
0 komentar:
Posting Komentar